Temboro? Yuk kita bahas.
Sebelumnya, assalammualaikum wa rahmatulllahi wabarakatuh.
Kali ini saya akan membahas pengalaman saya ke Temboro tadi.
Beneran tadi? Iya benar. Tadi jam 10.00 Wib dan hari ini adalah tanggal 1 Maret 2018, Ini baru saja pulang kok.
Langsung saja ya.
Yang pertama, Jangan lupa pakai baju koko atau baju muslim/ah yang menutup aurat kalau kamu mau ke Temboro.
Yang Ke dua? Tunggu dulu. Sabar.
Ngomong-ngomong, Kamu sudah pernah dengar tentang Temboro? Atau Kampung Madinah? Atau malah taunya Temboro Kampung Madinah?
Well, Sebelum masuk ke pembahasan berikutnya, saya ceritakan dulu sedikit tentang Temboro ya.
[Baca juga: Doa mandi wajib]
Temboro Kampung Madinah
di sini.
Inilah 7 hal yang wajib kamu tahu sebelum ke Temboro:
Suasana yang Islami di Temboro
Tentu saja sebutan Kampung Madinah pastinya dipengaruhi oleh gaya hidupnya yang islami.
Namun berbeda dengan daerah lain yang walaupun islami, tetap masih terlihat mengikuti gaya modern. Di sini tidak ditemukan gaya kekinian.
Semuanya benar-benar Islami dan Islami yang klasik.
Semuanya menutup aurat, mayoritas wanita memakai cadar, mayoritas laki-laki memakai jubah atau gamis, dan peci beserta kain rida tentunya. Tau kain rida nggak sih?
Rida adalah kain yang dipakai di bahu, kalau diikat di kepala disebut Imamah, atau biasa juga disebut surban.
Udah ngerti kan? Semoga. Sekarang sudah banyak pakaian seperti ini dijual di berbagai tempat di Indonesia baik di tempat grosir baju murah atau di eceran biasa.
Wanita Semuanya Bercadar di Temboro Kampung Madinah
Pemandangan yang juga tidak kamu temukan di tempat lain adalah wanita bercadar.
Semuanya? Ya kira-kira hanya 1 orang dari 1.000 orang yang tidak menggunakannya, sisanya semuanya pakai cadar kok.
Ngomong-ngomong, tau cadar atau niqob kan?
Cadar atau niqab itu adalah penutup wajah wanita, sehingga hanya kelihatan matanya saja. Tujuannya adalah menghindari adanya syahwat laki-laki yang bangkit karena melihat wajah perempuan.
Sebagian bahkan matanya pun termasuk ditutup dengan kain tipis yang tembus pandang, jadi keindahan mata perempuan pun tidak bisa dilihat. Subhanallah…
Memakai cadar sebenarnya adalah wajib menurut pendapat kuat dalam Mazhab Imam Syafi’i. Jadi akan sangat terhormat jika kita bisa mengajak perempuan-perempuan khususnya keluarga sendiri untuk menggunakan cadar.
Namun ada juga pendapat kedua, yaitu dibolehkan terlihat wajah dan telapak tangan.
Silahkan ambil salah satu ya. Namun jika ingin naik kelas, ya silahkan ambil yang paling kuat.
Anak-anak Pakai Cadar
Nah, selain wanita dewasa, kamu juga akan melihat pemandangan bahwa anak-anak kecil pun juga memakai cadar. Begitulah orangtuanya mendidik anak sejak dini.
Saat saya ke sana, banyak anak-anak yang memakai cadar dan berjalan di jalanan umum. Bahkan, saya juga melihat anak sekitar umur 4 tahun pun memakai cadar, sambil menaiki sepeda yang didorong oleh ayahnya.
Hebat kan?
Memang seharusnya pendidikan itu dimulai sejak dini. Sebelum ideologi sesat atau liberal mempengaruhi mental anak-anak.
Laki-laki Berjubah
Hampir semua laki-laki yang saya lihat memang memakai jubah. Sama seperti bagian cadar, jubah tidak hanya dikenakan oleh orang dewsa, melainkan juga oleh anak-anak.
Seolah desa ini benar-benar ingin mencetak generasi penerus Rasulullah, mereka dididik dan dibentuk sedini mungkin agar terbiasa dengan pakaian sunnah.
Pemandangan laki-laki memakai jubah ini terlihat dimanapun. Saat saya dalam perjalanan, mereka banyak di jalanan.
Saat menepi, ternyata mereka yang sedang berada di pinggiran sungai juga memakai jubah, yang lagi belanja juga pakai jubah. Semuanya deh pokoknya.
Budaya Jalan Kaki di Temboro
Nah, kenapa kita bisa melihat banyak pemandangan wanita bercadar dan laki-laki berjubah?
Itu karena mereka memang banyak berjalan kami untuk menuju ke suatu tempat. Mungkin memang terbiasa seperti itu ya.
Tidak banyak yang menggunakan kendaran seperti motor dan mobil di sepanjang jalan. Padahal mereka berjalan dengan jarak yang lumayan, lho.
Sambil berjalan, mereka juga kadang-kadang membawa barang belanjaan, artinya mereka berjalan kaki tidak hanya untuk menuju majelis saja, namun juga termasuk ke pasar.
Kaum perempuan justru banyak juga yang sambil membawa tas. Mungkin untuk menampung hasil belanjaan ya.
Kehidupan seperti ini benar-benar pantas untuk dicontoh.
Karena tentunya berjalan kaki akan lebih sehat daripada selalu menggunakan kendaraan untuk menuju suatu tempat, apalagi yang dekat.
Ya kecuali yang jauh, pasti butuh kendaraan tentunya.
Pacuan Kuda dan Lapangan Memanah
Ini benar-benar hal yang menarik yang bisa kamu temukan di Temboro. Yaitu tempat pacuan kuda dan lapangan memanah.
Sepertinya desa ini memang ingin secara full mengikuti sunnah Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena berkuda dan memanah sudah disarankan oleh Rasulullah dari dulu. Seperti Hadist Berikut:
Pacuan Kuda
Pacuan Kuda yang saya lihat ini memang tidak terlalu luas seperti paduan kuda pada umumnya, mungkin karena letaknya yang di tengah pedesaan ya, jadinya memakai luasan yang ada. Namun meskipun begitu, pacuan ini terlihat efektif kok.
Yang sedang berlatih itu bukan hanya laki-laki saja, perempuan (yang tentunya bercadar) pun juga ada kok.
Menurut informasi dari teman, di sini juga aktif diadakan perlombaan berkuda pada periode tertentu.
Oleh karena itu pula saat saya dalam perjalanan pulang, ada satu tempat dimana banyak orang yang memandikan kuda-kudanya disitu. Kuda di tempat pemandian itu kelihatan lebih besar dari yang biasa, termasuk bulu dan warnanya pun cakep.
Hmm, pasti mahal ya harganya.
Lapangan Memanah
Lapangan memanah yang saya lihat letaknya memang persis di samping lokasi pacuan kuda. Ada beberapa target yang diletakkan dan beberapa pemuda sedang berlatih di sana.
Pantas saja tadi saat mampir di sebuah swalayan banyak dijual busur panah. Ternyata memang ada lokasi khusus.
Di lapangan memanah ini juga masih ada spanduk lama tentang perlombaan memanah yang diadakan sebelumnya.
Berarti baik memanah ataupun berkuda sama-sama sering diadakan perlombaannya ya? Iya nggak sih?
Unta di Temboro
Maksudnya unta kayak di Arab gitu? Iya benar.
Serius? Iya ahh.
Saya pun kaget ketika melihat ternyata ada juga unta di sini.
Unta-unta ini adanya juga didekat dengan tempat berlatih kuda. Sama juga kok, unta ini diberikan alas tempat duduk di punggungnya. Artinya memang diberikan kesempatan untuk naik bagi siapapun yang ingin mencoba.
Bayar ya? Wallahualam.
Kesimpulan
Dari sederet informasi yang saya share ini, ada yang sudah bungkus baju dan mau langsung ke Temboro?
Intinya, Temboro adalah tempat yang layak bagi kamu yang ingin tinggal di suasana islami. Tempat seperti ini juga merupakan tempat terbaik jika ingin mendidik anak.
Kenapa?
Karena tidak banyak pemandangan maksiat di sini. Tidak banyak terlihat aurat, dan sebagainya.
Insya Allah, mata yang jarang melihat maksiat seperti aurat akan menguatkan hafalan atau ingatannya.
Demikian ya ulasan pengalaman saya ke Temboro Kampung Madinah. Saya juga pernah nulis tentang pengalaman wisata ke Sabang yang bisa kamu baca di sini, kalau tertarik aja sih. wkwk
Terima kasih.
Salam
Alhadiibrahim
No Responses Yet