GAM atau Gerakan Aceh Merdeka tentu sudah diketahui oleh hampir semua rakyat Indonesia yang mengenal sejarah.
Namun izinkan saya menceritakan sedikit saja sejarah Gerakan Aceh Merdeka.
GAM lahir di tahun 1977, latar belakang Gerakan Aceh Merdeka bertujuan untuk memisakan diri dari Negara Indonesia, sehingga bisa membentuk negara sendiri dan mandiri.
Namun tujuannya tidak disetujui oleh Indonesia. Akhirnya perlawanan pun dimulai. Indonesia kemudian mengirim banyak TNI ke Aceh untuk melawan GAM tersebut.
Jadi sebenarnya tidak tepat jika disebutkan Gerakan Aceh Merdeka Vs TNI, karena TNI hanya mengikuti instruksi pemerintah.
Yang terjadi adalah GAM Vs Indonesia.
[Baca juga: Doa mandi wajib]
Tokoh Gerakan Aceh Meredeka atau Pendiri GAM sendiri adalah Hasan Tiro, Tiro adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh. Tepat di samping kampung saya. Main-main lah.
Setelah konflik puluhan tahun, Aceh dan Indonesia akhirnya sepakat melakukan perdamaian pada tahun 15 Agustu s 2005, atau biasa dikenal dengan MOU Helsinki. Silahkan baca di sini.
Nah, itu saja ya cerita singkatnya, untuk versi lengkapnya tentang sejarah pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka bisa kamu baca di sini.
Karena saya hanya akan menceritakan pengalaman saya saat masih adanya GAM dulu, tulisan ini tentunya untuk kamu yang tidak mengalami masa itu. Simak ya:
Suara Senapan di Masa Gerakan Aceh Merdeka

pexels
Dulu, saat masih adanya GAM, suara senapan menjadi sangat umum didengar. Baik ketika di rumah, bekerja, atau bahkan saat di sekolah.
Jadi tidak heran, jika sesekali saat Ibu Guru sedang mengajar, tiba-tiba lansung teriak “Tiarap”, seketika kamipun bangun dari kursi dan langsung tiarap. Karena adanya suara senapan.
Beberapa sambil nangis tentunya. Namanya juga masih SD.
Saya nangis nggak? Sudahlah jangan dibahas.
Salah satu suara senapan sering terjadi adalah di waktu maghrib.
Sama saja, kamipun di rumah biasanya langsung tiarap kalau sudah terdengar suara senapan itu.
Kalau sudah seperti itu, yang ada hanyalah takut dan pasrah. Bagaimana tidak pasrah?
Suara itu terasa begitu dekat dan bertubi-tubi. Hanya zikir yang bisa kami lakukan saat itu. Seolah tidak ada penolong, tidak ada harapan, tidak ada jalan keluar. Hanya mampu bersembunyi di dalam rumah.
Kalau maghrib, suaranya lebih lama dibandingkan di waktu yang lain, mungkin karena waktu maghrib adalah waktu banyaknya orang-orang yang istirahat dan lengah, sehingga kondisi itu dimanfaatkan untuk menyerang.
Pernah juga kejadiannya aksi tembak-menembak seperti sambil kejar-kejaran. Awalnya suaranya jauh, lalu semakin dekat dan semakin dekat, lalu seolah berada di depan rumah lalu menjauh kembali ke arah sebaliknya.
Dan Kami sekeluarga hanya bisa tiarap di balik pintu rumah.
Serem? banget.
Suara Bom

pixabay
Saya tidak mengada-ngada. Ini benar-benar terjadi. Namun tidak sesering terdengarnya suara senapan tentunya.
Suara bom ini terasa begitu besar, seolah-olah sangat dekat, padahal agak jauh.
Meskipun begitu, saya belum pernah melihat ledakan bom secara langsung. Sebenarnya bukan bom saja, aksi tembak-menembak di depan mata pun belum pernah saya lihat. Hanya mendengarkan dari dalam rumah.
Kalau suara senapan bisa seminggu sekali, suara bom mungkin sekitar sebulan sekali.
Gerakan Aceh Merdeka Vs TNI

pexels
Sekarang biasanya tentara yang ada di seitar kita adalah putera daerah. Berbeda dengan yang kami alami dulu saat masa konflik. Banyak sekali tentara-tentara luar daerah yang ke Aceh, khususnya dari Pulau Jawa.
Tujuannya?
Ya sebagai penjagaan keamanan atau bisa juga penyerangan terhadap GAM.
TNI ini biasanya menetap di markasnya, kadang-kadang juga di rumah salah satu penduduk.
Dulu, rumah nenek saya juga pernah menjadi lokasi mereka berkumpul. Rumah nenek saya di Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya (dulunya masih Kabupaten Pidie sebelum pemekaran).
Pidie Jaya itu salah satu spot yang banyak terjadinya baku tembak antara GAM dan TNI. Karena memang kondisinya banyak hutan, dan banyak pasukan GAM yang bersembunyi di hutan tersebut.
Pengalaman saya, TNI ini biasanya ramah dan sopan kepada masyarakat umum. Walaupun ada juga info-info bahwa mereka kejam, namun saya sendiri belum pernah melihat di depan mata.
Di masa konflik itu juga, ketika banyak TNI yang disebar ke Aceh, sebagian dari mereka juga akhirnya menikah dan berkeluarga di Aceh sampai sekarang.
Yah, jodoh mah nggak kemana ya.
Pemeriksaan Mendadak

pexels
Pemeriksaan mendadak ini juga terjadi pada sebagian rumah di Aceh yang dekat dengan lokasi terjadinya baku tembak.
Biasanya para TNI yang datang ke rumah untuk melihat secara langsung, apakah ada anggota GAM yang bersembunyi di rumah atau tidak.
Sebenarnya ini kondisi yang tidak nyaman bagi kita pemilik rumah, namun mau bagaimana, mereka adalah aparat dan kita harus terima saja.
Iya kan?
Nah, biasanya juga setelah pemeriksaan itu, mereka para TNI suka bagiin kue ke anak-anak. karena saat itu saya masih anak-anak, ya dapat juga. hee.
Kue yang keras itu, lho, apa sih namanya? Pokoknya itulah.
Pemeriksaan Penumpang

pexels
Selain Pemeriksaan yang dilakukan di perumahan, pemeriksaan itu juga terjadi bagi masyarakat Aceh yang ke luar kota, semacam razia gitu.
Namun razianya beda, kalau biasanya razia yang diperiksa adalah supirnya, kali ini pemeriksaan razia adalah kepada penumpangnya.
Semua penumpang yang sudah kelihatan dewasa diharuskan mengeluarkan KTP, KK atau identitas lainnya.
Sama seperti sebelumnya, pemeriksaan ini tentu bertujuan untuk memeriksa apakah ada anggota GAM yang bisa ditangkap atau tidak.
Kalau sekarang mungkin sama seperti pemeriksaan narkoba kayaknya ya.
Libur Sekolah Dadakan

pexels
Libur telah tiba? Belum, bang.
Ini liburan yang terpaksa dilakukan yang saya tidak mengerti pastinya kenapa. Namun sepertinya memang seputar konflik antara Gam dan TNI. Dulu sering terjadi sekolah harus libur tiba-tiba.
Sebagai anak-anak, ya senang-senang saja kalau tidak berangkat sekolah.
Toh, apa yang lebih menyenangkan dari nonton film satria baja hitam? Iya kan?
Orang Hilang Dadakan

pexels
Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, memang ada saja kadang-kadang orang yang hilang entah kemana. Ada yang berpendapat kalau mereka diculik, ada yang berpendapat mereka kabur, dan lain sebagainya.
Siapa yang culik? Entahlah.
Kabur dari siapa? Entahlah.
Namun informasinya memang bukan hanya anggota GAM yang dicari oleh aparat, akan tetapi termasuk orang-orang yang berhubungan dengan mereka, untuk memperoleh informasi terkait posisi yang sedang dicari.
Ada juga orang yang hilang lalu tiba-tiba pulang begitu setelah terjadinya perdamaian pada tahun 2005 lalu.
Banyak Tank Berkeliaran
Kamu pernah lihat tank secara langsung?
Kami di Aceh dulu sering melihat tank melintas di jalanan umum. Banyak sekali bahkan dalam sehari.
Suaranya besar sekali.
Kalau sedang tidak beroperasi, kami yang anak-anak dulu sering diajak naik ke tank oleh aparat. Terus jalan-jalan deh.
Ini serius? Iya.
Saya sendiri belum pernah lihat baku tembak yang menggunakan tank. Entah bagaimana pengaruhnya ya. Wallahualam.
Tidak semuanya pengalaman itu perlu dirasakan, karena memang tidak semuanya baik.
Penutup

liputan6
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan yang terbaik bagi kita semua. Bersyukurlah bagi kamu yang hidup dalam keadaan damai, karena memang kedamaian adalah hal yang sebenarnya dirindukan oleh semua orang.
Baik kedamaian hati, ataupun negara.
Konflik di Aceh telah mendatangkan banyak trauma bagi sebagian sahabat kami. Banyak saudara yang terbunuh, banyak istri menjadi janda dan anak menjadi yatim pada saat itu.
Perdamaian Aceh dengan Indonesia yang telah membawa rasa kenyamanan hidup yang lebih leluasa bagi rakyat Aceh.
Dalam kondisi apapun, semoga perdamaian tetap terjadi dalam kehidupan kita semua.
Demikian ceritanya ya. Terima kasih
Salam,
Alhadi Ibrahim
No Responses Yet